Faktor Indonesia Potensial Masuki Masa Hiperendemi, Apa Itu?

Posted on
Faktor Indonesia Potensial Masuki Masa Hiperendemi
Faktor Indonesia Potensial Masuki Masa Hiperendemi

TINTAPENA.COM–Jakarta, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengungkap saat ini Corona di Indonesia bakal berakhir menjadi hiperendemi.

Hiperendemi terjadi saat penyakit yang mewabah lebih lama karena respons atau penanganan yang dilakukan saat ini belum berhasil menekan atau menghentikan penularan.

“Iya Indonesia kelihatannya akan mengalami long pandemi,” ungkap Hermawan saat dihubungi detikcom hari Kamis (26/8/2021).

Ada beragam faktor yang menyebabkan Indonesia mengalami hiperendemi. Salah satunya dari transmisi kasus COVID-19 masih tinggi. Positivity rate rata-rata masih di atas 20 persen, sangat jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu sebesar 5 persen.

Tidak hanya itu, jumlah tes COVID-19 di Indonesia juga semakin terus menurun. Catatan terakhir per hari Rabu (25/8/2021) jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 249.265. Di hari sebelumnya lebih rendah yaitu dengan catatan 185.852 spesimen.

Padahal, masih diperlukan tes dan tracing yang masif agar kasus COVID-19 bisa ditemukan lebih dini untuk menyetop penyebarannya.

“Kalau saja pandemi itu akan dicabut oleh WHO setelah mengevaluasi pengaruhnya di dunia di berbagai benua dan negara, Indonesia ya potensial terjadi hiperendemi ya,” sambung Hermawan.

“Jadi hiperendemi ini maknanya penyakit yang akan bertahan dengan status risiko yang masih tinggi apalagi hingga kini belum ditemukan obat dan vaksinnya, Indonesia juga belum mampu secara mandiri,” ujarnya.

Bukan hanya persoalan produksi vaksin secara mandiri, Hermawan juga menyoroti perilaku dari masyarakat yang tak sedikit mengabaikan protokol kesehatan. Jika terus berlanjut seperti ini, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang masih berisiko tinggi menghadapi COVID-19 jika status pandemi kemudian dicabut.

“Kita akan melihat apakah WHO akan mengevaluasi istilah pandemi hingga akhir tahun ini, nah begitu WHO mencabut kata pandemi dari COVID-19 maka yang akan terjadi negara-negara yang belum menyelesaikan persoalan COVID-19 itu akan menghadapi istilah baru, endemi, penyakit yang bertahan di negara-negara tersebut dengan berbagai faktor dan kemungkinan,” pungkas Hermawan.

“Laju penularannya yang masih tinggi, kelemahan tes masih terjadi, perilaku masyarakat yang masih belum disiplin, sumber daya penanganan yang masih terbatas di setiap daerah-daerah, Indonesia potensial memasuki hiperendemi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *